Senin, 27 April 2015

Pembelajaran Berdasarkan Teori Kontekstual pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Laboratorium Jl. Bromo No.16 Malang

Pembelajaran Kontekstual Ditinjau dari Kegiatan Belajar-Mengajar
Dari hasil observasi yang dilakukan di SMA Laboratorium Malang, proses kegiatan pembelajaran kontekstual menurut Bapak Drs.Gianto sebagai guru mata pelajaran Ekonomi mengaku bahwa metode pembelajaran sangat efektif dan baik diterapkan. Beliau juga menggunakan metode pembelajaran ini. Karena menurut Bapak Gianto, siswa akan lebih mampu menerapkan apa yang telah diajarkan. Siswa juga nantinya diharapkan dapat mencapai hasil yang maksimal yakni berprestasi.
Namun, dilain sisi kita juga banyak menemui realita sehari-hari yang sering ditemui oleh guru, di dalam suatu ruang kelas ketika sesi Kegiatan Belajar-Mengajar (KBM) berlangsung, nampak beberapa atau sebagian besar siswa belum belajar sewaktu guru mengajar, terlihat dari beberapa indicator pertanyaan yang diberikan kepada siswa mengenai review materi pembelajaran lalu atau materi pembelajaran yang akan datang yang telah diberitahu sebelumnya.
            Untuk meningkatkan pemahaman siswa akan materi, guru harus selalu inovasi dan improvisasi mengenai strategi pengajarannya di kelas. Stretegi pembelajaran tersebut tidak harus sama untuk setiap kelas atau setiap siswa, strategi pembelajaran tersebut adalah customized sesuai dengan kondisi dan kemampuan dari anak didik. Pada setiap materi pembelajaran, siswa dituntut mampu memahami dan mengerti dikarenakan pemahaman antar materi adalah berlanjut.
            Untuk mempermudah pemahaman siswa, perlu ada strategi inovatif yang membantu tugas guru di kelas melalui pembuatan model pembelajaran seperti pada kehidupan nya, misal materi perbankan, siswa dapat membuat model bank di kelas dengan bentuk pelayanan
dan fasilitas seperti di bank. Siswa dapat menjadi penabung, karyawan
bank, teller, untuk mempermudah pemahaman mereka sendiri.
            Pendekatan kontekstual CTL (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang membantu guru mempermudah pemahaman siswa dengan mengaitkan antara materi dan keadaan di dunia nyata atau berdasarkan fakta yang ada. Teori pembelajaran kontekstual ini beranggapan bahwa belajar bukan menghapal, melainkan mengalami, di mana peserta didik dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuannya, melalui partisipasi aktif secara inovatif dalam proses pembelajaran.
Prinsip pembelajaran kontekstual adalah aktifitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak hanya menonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi.Melalui pendekatan pembelajaran kontekstual, mengajar bukanlah transformasi pengetahuan dari guru kepada siswadengan menghapal sejumlah konsep-konsep yang sepertinya terlepas dari kehidupan nyata, akan tetapi ditekankan pada upaya memfasilitasi siswa untuk mencari kemampuan bias hidup (life skill) dari apa yang dipelajarinya.
Ketika para siswa menyusun proyek atau menemukan permasalahan yang menarik, ketika mereka membuat pilihan dan menerima tanggung jawab, mencari informasi dan menarik kesimpulan, ketika mereka secara aktif memilih, menyusun, mengatur, menyentuh, merencanakan, menyelidiki, mempertanyakan, dan membuat keputusan, mereka mengaitkan isi akademis dengan konteks dalam situasi kehidupan, dan dengan cara ini mereka menemukan makna.

B.            Model Pembelajaran Kontekstual yang Diterapkan
Dari hasil observasi, sejauh ini terlihat bahwa pembelajaran kontekstual memang banyak memperoleh suara atau dukungan dari bapak/ibu guru. Karena, teori dan prinsip pembelajarannya yang di nilai efektif dan mudah diterapkan, namun guru masih belum seutuhnya menggunakan metode pembelajaran ini. Dalam proses pembelajaran diterapkan berbagai model pembelajaran, diantaranya :
1.             Model pembelajaran CTL ini bertujuan agar pembelajaran lebih produktif dan bermakna
2.             Model pembelajaran model CTL ini bertujuan untuk mengajak anak pada suatu aktivitas yang mengkaitkan materi akademik dengan konteks kehidupan sehari-hari. Tujuan pembelajaran model CTL ini agar siswa secara individu dapat menemukan dan mentrasfer informasi-informasi komplek dan siswa dapat menjadikan informasi itu miliknya sendiri.

C.           Metode-Metode yang Digunakan pada Teori Pembelajaran Kontekstual
1.             Pendekatan
Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja ber-sama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Contextual Teaching & Learning (CTL) dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. Pendekatan CTL dalam kelas cukup mudah.
Seorang guru bisa  memilih ketrampilannya untuk menerapkan kepada peserta didik saat mengajar. Untuk selanjutnya adalah metode pembelajaran yakni perencanaan dan prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran termasuk cara penilaian yang akan dilaksanakan. Pengertian seluruh perencanaan itu jika dikaitakan dengan konsep yang berkembang dewasa ini meliputi SK (Standar Kompetensi), KD (Kompetensi Dasar), indicator, tujuan pembelajaran, persiapan pembelajaran, kegiatan pembelajaran mulai awal, inti, dan penutupnya, serta media pembelajaran, dan sumber pembelajaran yang terkait.
2.             Strategi
Strategi pembelajaran adalah rangkaian kegiatan dalam proses pembelajaran yang terkait dengan pengelolaan siswa, pengelolaan guru, pengelolaan kegiatan , pengelolaan penilaian (asesmen) agar pembelajaran lebih efektif dan efisien sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Seiring dengan adanya perubahan paradigm,  istilah penilaian dimaknai dengan evaluasi.
Pengajaran dianggap setara dan identik dengan pembelajaran dimana siswa yang berperan aktif.
D.           Implementasi Pembelajaran Kontekstual di Kelas
Implementasi atau penerapan pembelajaran kontekstual atau CTL merupakan salah satu pendekatan yang direkomendasikan untuk dilaksanakan dalam pembelajaran di kelas untuk memberi efek pengalaman belajar optimal kepada siswa. Peningkatan di bidang pendidikan dirasa perlu untuk dilaksanakan.
Untuk itu diperlukan sebuah pendekatan pembelajaran yang dapat memberdayakan siswa. Pendekatan kontekstual mendasarkan diri pada kecenderungan pemikiran tentang belajar sebagai berikut. Anak belajar dari mengalami sendiri, mengkonstruksi pengetahuan, kemudian memberi makna pada pengetahuan itu. Anak harus tahu makna belajar dan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya untuk memecahkan masalah.
Hal tersebut dapat dipahami karena di dalam CTL melibatkan tujuh komponen utama, yaitu constructivisme (membangun), questioning (bertanya), inquiry (mencari), learning community (masyarakat belajar), modelling (pemodelan), reflection (umpan balik), dan authentic assessment (penilaian sebenarnya).
Seorang guru sebagai salah satu subyek penelitian yang berinteraksi langsung dan bersifat kontinuitas dengan peserta didik, maka guru bertanggung jawab dalam mensukseskan pendidikan dalam konteks meningkatkan kualitas pesert didik. Sebagai upaya menuju meningkatkan kualitas peserta didik, guru berkompeten memilih metode dan model pembelajaran, karena hal tersebut berimplikasi pada proses kegiatan belajar mengajar yang selalu menuntut arah transformasi kedua belah pihak. Baik guru amupun peserta didik dalam kompetensi yang diajarkan.
Dalam menerapkan pembelajaran kontekstual di kelas, seorang guru harus memerhatikan tujuh komponen CTL sebagai berikut:
a.              Konstruktivisme : peserta didik dikondisikan agar mampu membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasarkan pada pengetahuan awal yang telah mereka miliki.
b.             Inquiry : peserta didik belajar mencari (melalui pengamatan) dan menemukan sendiri hal-hal yang harus diketahui dari sebuah topik yang disajikan kehadapan mereka.
c.              Questioning (Bertanya), dengan bertanya pengajar mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir Peserta didik terhadap topik/materi.
d.             Learning community (masyarakat belajar), disini peserta didik berkumpul dengan teman sebayanya untuk saling berbagi ide, curah pendapat, dan tukar pengalaman.
e.              Modeling (pemodelan), tujuan adanya pemodelan adalah agar peserta didik mempunyai gambaran nyata tentang apa yang akan mereka lakukan selanjutnya. Yang menjadi model tidak selalu harus guru, tetapi bisa juga peserta didik atau orang luar yang memiliki keterampilan yang harus dicapai
f.              Reflection (refleksi), pada tahap ini peserta didik diminta untuk mencatat setiap kejadian yang telah mereka lalui, memikirkannya, dan merefleksikannya. Semua hal itu digunakan peserta didik untuk mengevaluasi pembelajaran yang telah mereka laksanakan.
g.             Authentic assessment (penilaian otentik) , yaitu penilaian yang dilakukan tidak terbatas secara kognitif (melalui paper and pen test) saja, tapi lebih holistik, yaitu penilaian proses dan produknya.

E.            Hasil Belajar Siswa dengan Metode Pembelajaran Kontekstual
Dalam pelayanan profesional kurikulum 2013, kompetensi dasar kelulusan pada mata pelajaran ekonomi adalah kemampuan untuk mengungkapkan gagasan kreatif dalam kegiatan perekonomian. Kompetensi dasar tersebut dapat dinilai melalui indikator menunjukkan gagasan kreatif dan mandiri. Evaluasi hasil belajar pada mata pelajara ekonomi adalah performance test : diskusi konsep kreativitas dan kemandirian (2) identifikasi contoh hasil kreativitas.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar berdasarkan pendekatan pembelajaran kontekstual dikelas percobaan yaitu dikelas XI.1 tidak hanya untuk mendapatkan umpan balik berupa hasil test yang dilakukan sesudah tindakan, tapi juga mencoba mengali beberapa informasi yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung meliputi: aktivitas guru dalam mengelola KBM, aktivitas siswa dalam merespon pembelajaran dan suasana kelas secara umum.
Untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa, diperlukan suatu evaluasi setelah selesai mengajarkan satu pokok bahasan atau sub pokok bahasan dalam kegiatan proses belajar mengajar. Alat yang digunakan untuk melihat hasil belajar siswa dapat menggunakan beberapa cara, yaitu tes lisan, tes tertulis, dan tugas-tugas. Berkaitan dengan penelitian ini, peningkatan hasil belajar siswa mata pelajaran ekonomi dilihat melalui skor post-test setelah diberikan umpan balik untuk kelompok eksperimen dan skor post-test untuk kelompok kontrol melalui tes tertulis. Tes lisan digunakan untuk melengkapi kekurangan dalam tes tertulis yang telah dikerjakan siswa.
Sedangkan tes tertulis digunakan untuk memudahkan pemeriksaantes dan tes penentuan skor. Indikator hasil belajar siswa pada penelitian ini tidak hanya diamati melalui hasil evaluasi yang dilakukan melalui post-test, tapi juga didukung oleh faktor-faktor lainnya yaitu : pertama, tercapainya tingkat pemahaman siswa melalui tingkat indikator SKBM (standar Ketuntasan Belajar Minimal) yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran dengan CTL, dan kedua, tercapainya indikator keberhasilan pembelajaran CTL melalui penilaian tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual
Ketika para pendidik menggunakan metode mengajar yang sesuai dengan komponen-komponen pembelajaran kontekstual atau CTL (Contextual Teaching and Learning), yang sesuai, maka kesesuaian tersebut adalah alasan mendasar yang menyebabkan sistem CTL (Contextual Teaching and Learning) memiliki kekuatan yang luar biasa untuk meningkatkan kinerja siswa.
Hasil akhir dari proses mengajar adalah kemampuan peserta didik yang tinggi untuk dapat belajar dengan mudah dan efektif. Perkembangan konsep pembelajaran yang mengarah pada praktik pembelajaran berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dapat didefinisikan secara ringkas bahwa mengajar adalah suatu proses kegiatan untuk mencapai kemajuan sesuai dengan tingkat perkembangan potensi.
Didalam konsep belajar terdapat metode pembelajaran dan teknik pembelajaran.Suatu pendekatan pembelajaran menggambarkan sifat-sifat dan cirri khas suatu pokok bahasan yang diajarkan.Dalam pengertian pendekatan pembelajaran tergambar latar psikologis dan latar pedagosis dari pilihan metode pembelajaran yang digunakan dan diterapkan oleh guru bersama siswa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar